Tidak semua Iptek membawa dampak yang merugikan masyarakat. Yaitu pada
penemuan-penemuan di sektor pekerjaan formal. Misalnya penemuan
alat-alat produksi pertanian dimana dapat meningkatkan produksi beras
semakin meningkat. Ada juga penemuan televisi yang membuat manusia untuk
dapat mengakses informasi-informasi di luar daerahnya. Kegunaan Iptek
yang menguntungkan bagi masyarakat ini akan dipertahankan eksistensinya.
Dan mungkin akan dilakukan modifikasi atau inovasi terhadap
temuan-temuan tersebut sehingga memiliki nilai guna yang sangat tinggi.
Di samping itu mempertahankan hasil temuan Iptek dilakukan sebagai
pewarisan kebudayaan di dalam masyarakat.
A. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
1. Pengertian Iptek
Ilmu pengetahuan merupakan bagian dari pengetahuan. Pengetahuan pada
hakikatnya merupakan segala sesuatu yang kita ketahui. Cara mendapatkan
pengetahuan dapat melalui berbagai kesempatan, baik yang disengaja
maupun tidak disengaja dan secara spontan. Ilmu merupakan hasil
pemikiran manusia yang diperoleh dari pengalamannya. Ilmu pengetahuan
adalah pengetahuan yang bersifat metodis, sistematis, dan logis. Jadi,
ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode keilmuan, yakni
diperoleh dengan menggunakan cara kerja yang rinci, sistematis, dan
logis. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai
pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang merupakan ilmu memiliki syarat dan
ciri-ciri, antara lain memiliki objek, memiliki tujuan dan metode,
bersifat empiris, rasional, dan objektif.
Berkaitan dengan objek kajiannya, pengetahuan ilmiah memiliki
cabang-cabang yang bersifat khusus, antara lain biologi, fisika,
antropologi, geografi, sosiologi, dan sejarah.
Di Indonesia ilmu lazim disebut ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, di
lingkungan pendidikan dikenal IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu
Pengetahuan Sosial).
Teknologi (ilmu teknik) adalah ilmu terapan. Teknologi mendorong
diciptakan atau dikembangkannya ilmu pengetahuan yang lebih maju. Jadi,
Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) itu saling berkaitan. Teknologi
juga diartikan perangkat dan metode-metode untuk membuat sesuatu. Harvey
Brooks mengartikan teknologi sebagai pemakaian pengetahuan ilmiah untuk
memproduksi barang-barang dengan jalan reproduksi.
Sementara Schon mengartikan teknologi adalah suatu cara dan suatu proses
untuk membuat sesuatu yang dapat mengembangkan keterampilan manusia.
Dalam kaitan ini teknologi merupakan kekuatan otonom yang mampu mengubah
kehidupan manusia. Akan tetapi, teknologi juga dapat menambah dan
memperbanyak kemampuan dan kekuasaan/kekuatan manusia. Jadi, dengan
teknologi manusia dapat dipengaruhi/dikuasai oleh teknologi. Ciri-ciri
teknologi antara lain rasionalisasi, tidak alami (artificial) dan
otomatis universal.
2. Perkembangan IPTEK
a. Perkembangan IPTEK
Permulaan dari IPTEK dapat ditelusuri sejak keberadaan manusia. Manusia
purba telah memiliki pengetahuan tentang keadaan alam. Usaha mula-mula
di bidang keilmuan yang tercatat dalam sejarah adalah yang dilakukan
oleh bangsa Mesir Kuno. Banjir Sungai Nil yang terjadi setiap tahun
telah mendorong berkembangnya sistem almanak, geometri, dan kegiatan
pengamatan serta penelitian. Kegiatan keilmuan kemudian diikuti oleh
orang-orang Babilonia dan orang-orang Hindu. Kegiatan keilmuan
pengembangan iptek berlangsung sampai zaman modern.
Perkembangan Iptek didunia juga sejalan dengan laju peradaban manusia.
Seiring dengan berkembangnya Zaman iptek yang pada awalnya adalah suatu
kebudayaan manusia berkembang menjadi sesuatu alat untuk membantu
aktivitas manusia. Manusia yang selalu ingin berkarya menyebabkan
manusia berlomba-lomba dalam penciptaan Iptek sehingga lupa dengan
perubahan yang diakibatkan dari Iptek itu sendiri. Dengan demikian
perkembangan Iptek sudah dimulai pada zaman purba dan berkembang sampai
sekarang.
Perkembangan IPTEK dapat dibuat periodisasi sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai berikut .
1) Zaman Purba (4 Juta tahun yang lalu)
Di dalam kehidupan prasejarah dikenal adanya zaman batu. Ciri-ciri ilmu
yang dikembangkan adalah kemampuan mengamati, kemampuan membedakan,
kemampuan memilih, dan kemampuan melakukan percobaan, sekalipun masih
terbatas pada proses trial dan error. Berdasarkan proses tersebut lambat
laun terjelma suatu kemampuan dalam melakukan pekerjaan, misalnya
pembuatan alat-alat batu yang tadinya lunak sampai akhirnya terbuat dari
batu yang keras. Kemudian bentuk alat-alat itu lebih disempurnakan.
Semula penduduk masih nomaden, berburu dengan berburu dan mengumpulkan
makanan. Kemudian melalui trial dan error, mulai mengenal api untuk
memasak. Hal ini mendorong mereka membuat periuk dan barang pecah belah
lainnya. Dalam perkembangannya mereka juga mulai mengenal bercocok tanam
dan bertani dengan segala peralatannya yang meningkat dari batu sampai
alat-alat perunggu dan besi.
Hal yang bersifat khusus lagi adalah kemampuan menulis dan berhitung
yang mendorong perkembangan ilmu pengetahuan pada masa itu. Mereka juga
mulai mengenal hal-hal yang berkaitan dengan perbintangan dalam sistem
kalender. Pada fase ini dikembangkan, antara lain oleh orang-orang Mesir
Kuno, Sumeria, dan Babilonia. Kemudian menyusul orang-orang Hindu.
2) Zaman Yunani (600 - 200 SM)
Sementara itu antara masa 600 SM hingga 200 SM sejarah mencatat adanya
kemajuan berpikir umat manusia dalam lapangan ilmu dan teknologi yang
berpusat di Yunani. Pada waktu itu terjadi perubahan besar pada cara
berpikir umat manusia. Sebelum itu manusia cukup puas dengan menerima
kenyataan sehari-hari, bahwa di alam ini terdapat tanah, air, api, awan,
tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
Tetapi kemudian manusia mulai mengajukan pertanyaan yang amat sangat
penting, yaitu dari apakah benda-benda yang berjenis-jenis itu dibuat?
Mungkinkah ada bahan dasar yang menjadi inti dari sekalian benda-benda
yang ada di alam itu? Dengan pertanyaan itu, maka manusia mulai berpikir
dan berusaha mengungkap kabut rahasia alam dan tersusunlah ilmu serta
teknologi. Sementara itu Pythagoras (580-500 SM) seorang ahli filsafat
berhasil menemukan berbagai dasar ilmu. Dia telah menemukan Hukum atau
Dalil Pythagoras, yaitu a+b = c yang berlaku bagi segitiga siku-siku,
sedangkan jumlah sudut suatu segitiga siku-siku adalah 180. Penemuan
Pythagoras itu mendasari ilmu matematika.
Sedangkan Socrates (470-399 SM) melalui percakapan atau dialog dengan
murid-muridnya telah meletakkan metode berpikir. Socrates merumuskan
suatu perkataan atau pengertian, mengadakan analisa sosial dengan
diskusi dan memantapkan suatu norma dalam bidang etika.
Masih banyak pemikir-pemikir Yunani yang berjasa menyusun ilmu. Plato
(427-347 SM) adalah seorang pemikir yang menganggap bahwa yang berada di
balik semua benda di alam ini adalah ide, yang bersifat abadi. Kemudian
Aristoteles (384-322 SM) sebagai murid Plato, telah berjasa menulis
banyak buku yang berisi berbagai ilmu.
Buku peninggalan Aristoteles yang penting bagi ilmu dan teknologi antara
lain Logika, Biologi, dan Metafisika. Sebenarnya Aristoteles masih
banyak menulis kitab-kitab yang penting dalam bidang politik, etika, dan
estetika. Pada bidang Biologi Aristoteles telah mempelajari embriologi,
khususnya mengenai perkembangan telur ayam sampai terbentuknya kepala
ayam. Demikian pula anatomi badan hewan sudah diselidiki.
Aristoteles mengamati alam sekitar dengan teliti dan hasilnya
dituliskannya dalam sebuah ensiklopedi. Aristoteles tidak hanya
mempelajari logika dan biologi tetapi juga memikirkan masalah filsafat
dan keagamaan. Untuk jangka waktu yang lama karya-karya Aristoteles itu
dipelajari orang. Pengaruhnya besar sekali, sehingga selama lebih dari
2000 tahun pikirannya dianut masyarakat. Sebenarnya tidak semua pikiran
Aristoteles itu benar. Pandangannya tentang bumi dan hubungannya dengan
matahari ternyata tidak tepat. Aristoteles beranggapan bahwa matahari
mengitari bumi sesuai dengan asas geometrisme, padahal bumi yang
mengitari matahari (heliosentris).
Salah satu ilmu yang hingga sekarang masih penting ialah ilmu ukur bidan
datar atau planimetri. Ilmu ukur itu disusun secara cermat oleh Eulid
(330 SM) dengan mendasarkan pada definisi, aksioma dan pembuktian
menurut dalil-dalil. Salah satu dalil Eulid yang terkenal ialah “antara
dua titik hanya dapat ditarik dalam satu garis lurus”. Archimides
(287-212 SM) tercatat sebagai penemu hukum alam, yaitu “benda yang
terapung atau terendam dalam air kehilangan berat sesuai dengan berat
air yang dipindahkan”. Arkhimides juga terkenal sebagai seorang ahli
teori yang membuktikan teorinya dengan percobaan atau eksperimen. Dia
adalah juga seorang ahli teknologi, karena menerapkan sebagian
penemuannya pada usaha membuat alatalat.
Selanjutnya Ptolemeus ( + 200 M) juga menyusun peta bumi sebagaiman
dikenalnya pada zamannya itu dengan mencantumkan 5000 tempat berdasarkan
koordinat-koordinat yang hingga sekarang masih berlaku. (Sardiman ,
1996: 76)
3) Zaman Pertengahan (31 SM-628 M)
Pada zaman pertengahan oleh para ilmuwan sering dinamakan Abad
Kegelapan. Hal ini disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah
ada sejak zaman Yunani-Romawi menjadi terhenti di Eropa. Pada waktu itu
agama Kristen berkembang di Eropa.. Kekuasaan gereja begitu dominan dan
sangat menentukan kehidupan di Eropa. Semua kehidupan harus diatur
dengan doktrin gereja atau hukum dan ketentuan Tuhan. Gereja tidak
memberikan kebebasan berpikir. Hal ini telah menyebabkan kemunduran bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Apabila di Eropa mengalami Abad Kegelapan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, tetapi di timur, di dunia Islam mengalami perkembangan.
Perkembangan kekuasaan Islam di timur (di Asia Barat) telah membawa
perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam mulai
menonjol terutama setelah terjadi masa penerjemahan yang terjadi pada
tahun 750-850 di masa kekhalifahan Abasiyah. Pada waktu itu para
cendekiawan muslim dan cendekiawan Barat melakukan penerjemahan
karya-karya klasik dari Yunani, Romawi Kuno, dan Persia. Setelah dipadu
dengan pemahaman terhadap kandungan Al-Qur’an telah melahirkan
pemikiran-pemikiran baru dalam bidang ilmu pengetahuan. Para cendekiawan
itu juga melakukan penyelidikan. Fase ini mendorong perkembangan ilmu
pengetahuan di masa-masa berikutnya.
Pada zaman Islam itu karya-karya Yunani terutama karya Aristoteles
banyak diterjemahkan oleh ahli-ahli Arab, Yahudi dan Persia.
Penterjemahan itu kemudian disebarluaskan, sehingga menjadi dasar
perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi di dunia Barat dewasa ini. Para
ahli Islam menaruh perhatian besar terhadap ilmu kedokteran, ilmu
obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, ilmu tumbuh-tumbuhan, dan
sebagainya. Demikian pula ilmu pasti berkembang, terutama sekali
perhitungan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.
Tokoh ahli ilmu Islam itu antara lain ialah Al Khawarizmi (825 M), yang
menyusun buku Aljabar, yang menjadi standar hinga dewasa ini. Ia juga
menegaskan dan memantapkan perhitungan desimal, dengan mengganti angka
Romawi dengan angka Arab seperti yang dipakai dewasa ini. Penulisan
desimal jauh lebih unggul daripada penulisan angka Romawi. Sebenarnya Al
Khawarizmi mengembangkan perhitungan desimal itu dari para ahli
matematika Hindu seperti Aryabhata (476 M) dan Brahmagupta (628 M). Pada
bidang aljabar Al Khawarizmi menemukan perhitungan akar negative.
Kemudian Omar Khayam (1043-1132), juga seorang ahli sastra (penyair) dan
matematikus. Ia berhasil menemukan pemecahan persamaan pangkat tiga.
Selama zaman Islam itu, penelitian kimia mulai dirintis, walaupun
mula-mula dimaksudkan untuk percobaan membuat logam emas. Percobaan itu
sendiri tidak pernah berhasil, tetapi efek sampingnya menumbuhkan ilmu
kimia atau al Kimia, umpamanya pembuatan salmiak yang berguna bagi ilmu
kedokteran. Ilmu kedokteran pada zaman Islam memang mengalami kemajuan.
Nama-nama seperti Al Razi (Razes, 850-923 M), dan Ibnu Sina (Avicenna,
980-1037 M), menghiasi dunia kedokteran. Ibnu Sina menulis kitab
kedokteran yang sampai tahun 1650 menjadi buku standar. Abu Qasim juga
menulis ensiklopedi kedokteran dan telah mendalami ilmu bedah.
Ibnu Rusd (Averoes,1126-1198) telah menterjemahkan kitab-kitab
Aristoteles. Pada zaman Islam cabang-cabang ilmu lainnya seperti
astronomi, matematika, dan filsafat juga berkembang. Sebuah peta yang
memuat 70 daerah yang dikenal waktu itu sudah disusun oleh Al Idrisi
(1100-1166).
4) Zaman Modern (658 M-Sekarang)
Perkembangan ilmu pengetahuan di zaman modern didorong atau diawali
dengan berkembangnya zaman Renaissans. Masa ini merupakan fase lahir dan
berkembangnya kembali budaya Yunani - Romawi Kuno. Perkembangan
Renaissance tidak terlepas dari fase sebelumnya yakni, perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa penerjemahan di masa Islam. Setelah zaman Romawi,
ilmu pengetahuan tidak hanya mengklasifikasikan atau menentukan sesuatu
itu termasuk kelas atau kelompok tertentu, tetapi memahami sesuatu atau
benda-benda itu memiliki susunan dan aturan yang ada hukum-hukumnya.
Leonardo Pisa ahli aljabar dari Italia, terus melakukan penyelidikan
sehingga menemukan tiga akar dari persamaan pangkat tiga. Ilmu-ilmu alam
terus berkembang. Kemudian tampil ilmuawan-ilmuwan seperti Copernicus,
Galileo, dan Keppler. Mereka telah melakukan penelitian tentang tata
surya.
Copernicus dan Galileo telah memantapkan prinsip heliosentris (matahari
sebagai pusat tata surya), merombak teori geosentrisme (bumi sebagai
pusat). Bumi ini bulat, bukan datar. Francis Bacon juga merupakan
ilmuwan penting saat itu. Ia telah mengembangkan ilmu alam dan kegiatan
eksperimental (empiriame). Perkembangan di zaman Renaissans terus
bertambah maju. Memasuki zaman Aufklarung (zaman Penceharan),
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Orang
mulai mengandalkan kekuatan akal dan meninggalkan dogma-dogma agama.
Fase zaman Aufklarung merupakan fase yang amat penting bagi perkembangan
ilmu pengetahuan.
Para filsuf dan ilmuwan besar pada masa Aufklarung, antara lain Issac
Newton. Ia telah mengembangkan ilmu pengetahuan alam berdasarkan
prinsip-prinsip matematika. Newton yang mendorong perkembangan teori
gravitasi, perhitungan Calculus, dan Optika. Tokoh lain, seperti
Montesquieu, J.J Rousseau.Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan
seolah-olah tidak dapat dikendalikan oleh manusia, mengingat begitu
cepat kemajuannya. Aplikasi dari ilmu pengetahuan yang mengembangkan
teknologi pun semakin berkembang. Pada abad ke-20, perkembangan iptek
semakin menakjubkan. Dari zaman atom dan nuklir, berkembang pula
teknologi informasi, komunikasi, telekomunikasi, dan kini kita kenal
zaman komputer dan internet.
c. Jenis-jenis Iptek
Jenis-jenis Iptek yang berkembang saat ini sudah dapat digunakan oleh
masyarakat. Pada keadaan yang membutuhkan manusia selalu melakukan
inovasi. Misalnya, dalam bidang kesehatan, astronomi, teknologi,
perhubungan, dan arsitektur. Adapun jenis-jenis Iptek adalah sebagai
berikut.
1) Kesehatan
Dalam bidang kesehatan masalah pelayanan kesehatan, penyakit, gizi,
farmasi, dan kesehatan lingkungan menjadi perhatian pokok. Untuk itu
telah ditingkatkan jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan. Disamping itu alat-alat kedokteran telah mencapai kemajuan
yang sangat pesat. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan kesehatan
masyarakat. Sementara itu, di beberapa rumah sakit tertentu sedang
dilakukan penelitian tentang pemanfaatan RIA (Radio Immunmo Assay),
yaitu suatu alat diagnosa yang menggunakan teknik radioisotope. Dengan
ini maka kesehatan masyarakat semakin meningkat dan angka kematian
semakin menurun.
2) Astronomi
Selama ini sebagian masyarakat hanya mengetahui matahari terbit dari
timur dan tenggelam di barat, tetapi tidak mengetahui ada apa sebenarnya
di dalam matahari atau bagaimana terbentuknya matahari. Padahal, sejak
zaman dahulu tata surya dan matahari merupakan sesuatu yang vital. Masih
ada sebagian masyarakat yang memanfaatkan siklus matahari sebagai
patokan untuk bercocok tanam, penunjuk arah, atau patokan waktu. Bahkan
di tengah pesatnya perkembangan teknologi, ilmu falak merupakan dasar
yang diajarkan untuk kepentingan navigasi. Astronomi adalah ilmu
perbintangan. Kita pernah mendengar astronomi (ahli perbintangan)
berkebangsaan Polandia yang bernama Nicolaus Copernicus.
Copernicus sudah berkenalan dengan ide-ide filosof Yunani Aristarchus
dari Samos (abad ke-13 SM). Filosof ini berpendapat bahwa bumi dan
planet-planet lain berputar mengitari matahari. Copernicus jadi yakin
dengan kebenaran hipotesa “heliocentris” ini, dan tatkala ia menginjak
usia empat puluh tahun ia mulai mengedarkan buah tulisannya diantara
teman-temannya dalam bentuk tulisan-tulisan ringkas, mengedepankan cikal
bakal gagasannya sendiri tentang masalah itu. Copernicus memerlukan
waktu bertahun-tahun melakukan pengamatan, perhitungan cermat yang
diperlukan untuk penyusunan buku besarnya De Revolutionibus Orbium
Coelestium (tentang Revolusi Bulatan Benda-benda Langit), yang
melukiskan teorinya secara terperinci dan mengedepankan
pembuktian-pembuktiannya.
Dalam buku itu Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa bumi berputar
pada porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi,
serta planet-planet lain semuanya berputar mengelilingi matahari.
Aristarchus lebih dari tujuh belas abad lamanya dari Copernicus sudah
mengemukakan persoalan-persoalan menyangkut hipotesa peredaran
benda-benda langit, adalah layak. Sebab, betapapun Aristarchus sudah
mengedepankan pelbagai masalah yang mengandung inspirasi, namun dia tak
pernah merumuskan teori yang cukup terperinci sehingga punya manfaat
dari kacamata ilmiah. Tatkala Copernicus menggarap perhitungan matematik
hipotesa-hipotesa secara terperinci, dia berhasil mengubahnya menjadi
teori ilmiah yang punya arti dan guna. Dapat digunakan untuk
dugaan-dugaan, dapat dibuktikan dengan pengamatan astronomis, dapat
bermanfaat dibanding dengan teori-teori terdahulu bahwa dunialah yang
jadi sentral ruang angkasa..
Perkembangan Astronomi di Indonesia
Tanggal 7 Juni 1928 – tujuh puluh delapan tahun lalu terjadi peristiwa
penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam di Indonesia.
Peristiwa di Lembang itu, sebuah desa di pegunungan sebelah utara
Bandung, adalah tempat peresmian pemakaian teropong bintang besar,
refraktor ganda Zeiss yang berdiameter 60 cm, di Observatorium Bosscha..
Kegiatan di Observatorium Bosscha telah banyak dimulai bahkan sebelum
teropong besar Zeiss berfungsi tahun 1928, berupa program pengamatan
dengan teropong lebih kecil yang sudah berjalan aktif. Program utama
yang dijalankan adalah pengamatan sejumlah besar bintang ganda, survey
bintang dalam Galaksi Bima Sakti di langit selatan, pengamatan bintang
variable, dan kerja sama dengan Dinas Topografi dalam studi geografi.
Menjelang tahun 1950, di bawah koordinasi Dr GB van Albada, berbagai
aktifitas kembali berlangsung di Observatorium Bosscha termasuk
keikutsertaannya dalam pendidikan ilmu pengetahuan alam di ITB (dulu
FIPIA-UI). Program utama masih tetap studi bintang ganda. Perhatian dari
para astronom internasioanal pun berdatangan (termasuk dari Hertzprug
dan Russel, dua nama besar dalam astrofisika), dan hal ini sangat
membantu perkembangan dunia astronomi di Indonesia selanjutnya.
Dengan berlangsungnya proses peralihan ke Pemerintah Republik Indonesia,
putra-putri Indonesia meneruskan kegiatan penelitian dan pendidikan
astronomi di Observatorium Bosscha, yang sejak tahun 1951 bersama-sama
Departemen Astronomi berada di bawah naungan ITB. Topik penelitian
berkembang dari Astrofisika Bintang, Studi Galaksi Bima Sakti, Studi
Tata Surya, sampai Kosmologi.
Observatorium Bosscha memang memilki sejarah dan peran unik. Sebagai
satu-satunya observatorium besar di Indonesia, dan bahkan untuk beberapa
lama di Asia Tenggara, membuat observatorium ini menjadi salah satu
penegak ilmu astronomi di Indonesia. Di dalam perkembangan selanjutnya,
dengan meluasnya kegiatan astronomi di Indonesia, Observatorium Bosscha
diupayakan tetap menjadi pusat astronomi, sebagai situs ilmiah yang
keutuhan dan nilainya selalu terlindungi, serta merupakan sumber
informasi astronomi bagi masyarakat.
Ketakjuban manusia akan keindahan langit dan kerendahan hati untuk
selalu bertanya akan tempatnya di semesta yang maha luas, membuat
kehadiran astronomi diperlukan. Karenanya selalu besar harapan akan
berlanjutnya dukungan terhadap kehadiran observatorium ini untuk
kemajuan astronomi di Tanah Air. (http:/ www.geocities.com)
3) Teknologi
Berbagai penemuan di bidang teknologi telah mendorong majunya infomasi
dan teknologi. Setelah James Watt menemukan mesin uap, maka Friedrich
Konig (orang Jerman) mengembangkan mesin cetak dengan tenaga. Kemudian
berkembanglah cetak-mencetak berbagai berita dan pesan dengan
menggunakan mesin ketik. Mesin ketik yang pertama kali dipatenkan adalah
rancangan tiga orang Amerika yaitu Christoper L. Sholes, Samuel Soule,
dan Carlos Glidden (1868).
Dunia elektronik semakin maju. Hal ini telah membuka babak baru bagi
kegiatan komunikasi. Hal ini dimulai tahun 1840 sewaktu F.B. Morse
menemukan telegram listrik. Sejak saat ini mulai komunikasi jarak jauh
dengan tepat. Tahun 1876 Alexander Graham Bell menemukan telepon. Tahun
1864 Clark Maxwell menemukan toeri bahwa gelombang elektromagnetik
dapat merambat dalam ruang hampa. Tahun 1895, Guilerino Marconi
menggabungkan pemenuan Maxwell dan hasil percobaan Hertz untuk
mengirimkan pesan melalui ruang hampa yang disebut telegram tanpa kabel,
yang kemudian dikenal dengan radio. Tahun 1906 bertepatan dengan malam
Natal sebagai pengganti pengiriman kode Morse, pemancar radio yang
pertama kali dibuat untuk menyiarkan lagu-lagu Natal. Berikutnya gambar
bergerak dan teknologi pemancar radio digabung, sehingga tercipta
televisi.
Vladimir K. Zworykin ahli fisika kelahiran Rusia telah mendemonstrasikan
televisi elektronik pertama kali pada tahun 1928. Teknologi informasi
komunikasi terus berkembang. Tahun 1960 ketika Echo I, berhasil menerima
gelombang radio dari bumi dan memancarkannya kembali ke bumi. Sejak itu
mulai diluncurkan satelit ke ruang angkasa. Dengan ini maka komunikasi
melalui satelit berkembang di dunia.
4) Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian
yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan
binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perencanaan
perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain
perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk pada hasil-hasil
proses perancangan tersebut. Menurut Vitruvius di dalam bukunya De
Architectura ( yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada
hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memiliki
Keindahan/Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan/Fungsi
(Utilitas); arsitektur dapat dikatakan bahwa keseimbangan dan koordinasi
antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi
unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup
pertimbangn fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan
pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik
unsur estetika maupun psikologis.
Bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun,
kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau
tukang-tukang batu di negara-negara berkembang, atau melaui standar
produksi di negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi
bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan
yang rumit, atau bangunan yang memiliki makna budaya/politis yang
penting. Dan inilah yang diterima oleh masyarakat umum sebagai
arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah
menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri.
B. Perkembangan Sistem Informasi dan Komunikasi serta Perhubungan
1. Sistem Informasi dan Komunikasi
1) Pengertian Informasi dan Komunikasi Informasi adalah keterangan
berupa suara, isyarat, tulisan atau mungkin cahaya yang dengan cara
tertentu dapat diterima oleh pihak penerima informasi. Penerima
informasi dapat berupa makhluk hidup, tetapi juga dapat berupa mesin.
Informasi sebenarnya merupakan satu tahapan dari pengertian dan proses
komunikasi. Di dalam komunikasi ada penyampai pesan (komunikator) dan
penerima pesan (komunikan). Untuk itu diperlukan media.
Di dalam proses komunikasi, pesan disampaikan dari komunikator kepada
komunikan setelah menerima pesan, kemudian memberikan pesan itu kembali
kepada pihak komunikator. Hal ini berarti terjadi hubungan timbale balik
antara penyampai dan penerima pesan. Sedangkan informasi prosesnya
hanya berlangsung satu arah, yakni hanya dari penyampai ke penerima
pesan. Dalam pengertian yang lebih luas, informasi dapat diartikan
penambahan pengetahuan bagi bagi penerima. Hal ini sesuai dengan
pengertian informasi dalam bahasa Inggris yang berasal dari kata
informar (dari bahasa Latin) yang berarti membentuk melaui pendidikan.
Mengenai tinggi rendahnya nilai atau makna informasi sangat tergantung
pada digunakan atau tidaknya infomasi itu oleh penerima. Tidak semua
informasi dapat diterima oleh sasaran (penerima). Hal ini terjadi karena
berbagai kemungkinan, bisa timbul dari suatu proses penyampaian
informasi. Misalnya pihak penyampai sedang tidak konsentrasi, kesehatan
terganggu, dan lingkungan tidak mendukung. Sementara itu, kalau dinilai
dan ditafsirkan bermanfaat bagi penerima, informasi dapat dikatakan baik
dan dapat mengurangi atau bahkan meniadakan ketidakpastian. Dengan
demikian masalah yang ada dapat terpecahkan, sehingga tidak terlalu
barat. Sebaliknya, informasi juga menimbulkan keresahan.
Contoh ketika terjadi gempa bumi di Yogyakarta, kira-kira satu jam
kemudian muncul berita bahwa terjadi tsunami, air laut sudah mencapai
beberapa kilometer dari pantai. Komunikasi adalah transportasi informasi
antar orang atau antarkelompok orang. Komunikasi berpangkal pada
istilah communicare berarti berpartisipasi, memberitahukan atau menjadi
milik bersama. Jadi, dari arti tersebut mengandung pengertian
memberitahukan berita atau pesan, pengetahuan, pikiran-pikiran dengan
maksud untuk menggugah partisipasi agar yang diberitahukan itu dipahami
bersama antara si penyampai berita dengan si penerima.
Dan begitu sebaliknya jawaban si penerima dipahami si penyampai. Inilah
yang dimaksud dengan hubungan timbal balik atau informasi dua arah.
Komunikasi dapat berlangsung dalam bentuk penyebarluasan berita lewat
suara, isyarat, tulisan, gambar, dan lambang-lambang tertentu atau media
lainnya yang bisa berperan sebagai media atau saluran. Dilihat dari
segi subjeknya, komunikasi dapat berlangsung antara seorang dengan
seorang dan antara seorang dengan kelompok orang. Kemudian komunikasi
orang dengan orang secara aktif akan terjadi komunikasi pribadi.
Penyebaran informasi atau komunikasi yang membawa pesan untuk orang
banyak merupakan jenis komunikasi massa. Dalam hal ini jelas bahwa
antara informasi dan komunikasi tidak dapat dipisah-pisahkan.
Penyampaian informasi cenderung akan terjadi proses komunikasi. Di
samping istilah informasi dan komunikasi, ada juga istilah
telekomunikasi. Adanya telekomunikasi berawal dari kebutuhan untuk
saling tukar informasi atau komunikasi antara manusia dengan manusia
lain tetapi terhalang oleh jarak. Oleh karena rintangan jarak maka
manusia tidak dapat bertemu muka, suaranya tidak dapat mencapai telinga
orang lain (lawan bicara), maka dicari jalan untuk mengatasi jarak
tersebut dengan teknologi. Dengan demikian terjadilah telekomunikasi.
2) Perkembangan Informasi dan Komunikasi
Sesuai dengan perkembangan teknologi , maka sistem informasi dan
komunikasi di Indonesia mengalami perkembangan pesat, apalagi yang
menyangkut komunikasi massa. Buku, surat kabar, majalah, siaran radio,
dan televisi merupakan media massa yang sangat populer. Sekalipun
demikian, alat tradisional berupa kentongan, kadang-kadang masih
digunakan.
Beberapa sarana informasi dan komunikasi modern di Indonesia dapat diterangkan sebagai berikut:
a) Radio
Radio adalah alat komunikasi yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik
sebagai pembawa pesan yang dipancarkan melalui udara dengan kecepatan
mirip kecepatan cahaya. Proses penyampaian pesan memerlukan dua sarana
utama, yakni sebuah pengirim pesan yang lazim disebut pemancar radio dan
sebuah penerima disebut penerima radio. Teknologi keradioan bermula
dari penemuan Guilerino Marconi dari Italia yang membuat alat telegraf
tanpa kawat yang kemudian memacu perkembangan ilmu telekomunikasi radio.
Sejak itu, ilmu telekomunikasi radio berkembang seiring dengan
perkembangan ilmu elektronika.
Selanjutnya, James Clerk Maxwell juga telah meletakkan dasar-dasar
teknik komunikasi radio. Tahun 1864 ia mengemukakan teori
elektromagnetisme dengan pendekatan matematis.
Berikutnya, ahli lain mengembangkan perangkat pembangkit gelombang
elektromagnetik. Alat komunikasi massa yang berupa radio sangat popular
dan memasyarakat di Indonesia. Dilihat dari perkembangannya, siaran
radio di Indonesia sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. Ketika
pecah Perang Dunia I, pemerintah Hindia Belanda dan Kerajaan Belanda
merasakan perlunya ada hubungan yang cepat antara kedua wilayah itu
(Indonesia dan negeri Belanda). Hal ini terutama untuk menyampaikan
peratuaran pemerintah dan berita, baik yang bersifat biasa maupun yang
rahasia. Untuk sangat diperlukan adanya radio. Sejak itulah timbul
semangat keradioan di kalangan orang-orang Belanda di negeri jajahan.
Dengan bantuan Jawatan pos, telepon dan telegraf, Belanda mendirikan
pemancar-pemancar, misalnya di Bandung.
b) Televisi
Di Indonesia, televisi merupakan alat komunikasi yang sangat efektif.
(1) Pertumbuhan dan Perkembangan Televisi
Salah satu sistem televisi mula pertama diperkenalkan oleh George Carey,
sekitar tahun 1875. Televisi ini dikenal dengan televisi mekanis. Tahun
1884 menyusul Paul Nipkon juga mengembangkan televisi denagn cakram
berputar. Perkembangan sistem televisi secara langsung maupun tidak
langsung sangat dibantu oleh penemuan-penemuan alat elektronik, antara
lain penemuan tabung sinar katode oleh K.F. Braun pada tahun 1904,
penemuan kode tabung hampa oleh I.A. Fleming dan penemuan triode tabung
hampa oleh Lee De Forest pada tahun 1906. Penemuan-penemuan ini kemudian
memunculkan televisi.
Pada tahun 1926 Baird untuk pertama kali berhasil mendemonstrasikan
televisi yang dipancarkan secara listrik. Sekalipun gambarnya belum
begitu sempurna, tetapi itulah televisi modern pertama. Setelah itu,
kemudian diadakan penyempurnaan-penyempurnaan. Dikembangkanlah sistem
televisi elektronik.
Hal ini mulai dikembangkan pada tahun 1932. Tahun 1935 sudah dilakukan
penyiaran-penyiaran televisi, misalnya di Jerman, terus berkembang di
Amerika dan Negara-negara Eropa yang lain, Bahkan Bred, Bell dan Frank
Gray, masing-masing telah mencoba mengembangkan sistem pemancaran
televisi warna.
(2) Perkembangan Televisi di Indonesia
(a) TVRI
Indonesia tidak ingin ketinggalan dalam bidang informasi dan komunisi
dengan media televisi. Mulailah dirintis penyiaran melalui televisi,
yang kemudian disebut dengan TVRI (Televisi Republik Indonesia).
Munculnya siaran televisi di Indonesia, mula pertama didorong oleh
keinginan pemerintah untuk meliput acara Asian Games IV di Jakarta pada
tahun 1961. Didorong oleh keinginan itu, maka pemerintah membentuk
Panitia Persiapan Televisi yang dipimpin oleh R.M. Sunaryo (Direktur
Urusan Teknik Jawatan radio) sebagai wakil.
Di bawah naungan Panitia Pelaksana Asian Games IV, TVRI pada tanggal 17
Agustus 1962, melakukan siaran perdananya. Waktu itu TVRI meliput
upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI.
(b) Televisi Swasta
Media televisi terus berkembang dam sangat populer di kalangan rakyat
Indonesia. Bahkan dalam perkembangannya di samping TVRI, juga muncul
televisi-televisi swasta. Untuk menopang dana, televisi swasta diizinkan
menyiarkan iklan. Televisi swasta hanya berbentuk siaran saluran
terbatas, maksudnya siaran tidak begitu saja dapat diterima di setiap
TV, tetapi kalau ingin melihat siaran televisi swasta para pemirsa harus
memiliki dekader di pesawat penerima.
Pada tanggal 24 Agustus 1989, Presiden Soeharto meresmikan TV swasta
pertama, yang dikelola oleh PT RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia)
di Jakarta. Kemudian, tanggal 24 Agustus 1990 mengudara pula televisi
swasta yang kedua yang diselenggarakan oleh PT Surabaya Citra Televisi
yang kemudian berubah nama SCTV (Surya Citra Televisi) di Surabaya.
Pada tahun 1990, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan baru di bidang
penyiaran televisi. Perusahaan swasta PT CTPI (Cipta Televisi Pendidikan
Indonesia) diberi izin untuk menyiarkan mata acara khusus pendidikan
dengan nama TPI (Televisi Pendidikan Indonesia). Siaran pendidikan
diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1991.
Siarannya dilangsungkan pada pagi hari. Juga diizinkan melakukan siaran
iklan selama tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan.
Peralatan mula-mula menggunakan perlengkapan milik TVRI, sebelum
menyelesaikan pembangunan gedung studio dan pemancarnya sendiri.
Kemudian muncul pula televisi swasta Indosiar, Lativi, Trans TV, Trans
7, Global TV, dan TV swasta lainnya. Dengan perkembangan televisi baik
pemerintah (TVRI) maupun televisi swasta telah semakin memasyarakatkan
media televisi. Bahkan siaran-siarannya semakin menarik masyarakat.
Televisi telah tampil sebagai sarana informasi dan komunikasi yang
sangat efektif.
Menjamurnya TV swasta dengan berbagai program yang dutayangkan, ternyata
telah banyak mengubah perilaku dan budaya masyarakat, termasuk
masyarakat di tingkat pedesaan. Di satu sisi, masyarakat semakin luas
wawasan pengetahuannya namun di sisi lain budaya masyarakat Indonesia
yang dikenal sebagai budaya Timur, secara perlahan-lahan telah berubah
cenderung mengikuti budaya Barat yang bisa jadi bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat dan norma-norma agama.
Siaran-siaran radio, tayangan televisi dan gambargamabr di media cetak,
ternyata ada yang telah mendorong untuk melakukan kegiatan pelecehan
dengan berbagai bentuk. Begitu pula pada tatanan moral televisi kurang
memberikan sesuatu yang baik.
3) Sistem Transportasi dan Sarana Perhubungan
Sesuai dengan keadaan Negara Indonesia, terdiri dari banyak pulau, maka
dikembangkan sistem transportasi, baik darat, udara, maupun laut. Di
samping kelengkapan sarana prasarananya, juga dituntut sistem
transportasi yang nyaman, cepat, dan aman. Oleh karena itu dari Pelita
ke Pelita sarana dan prasarana perhubungan terus diusahakan untuk
ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.
Dengan ditingkatkannya sarana-prasarana perhubungan baik kuantitas
maupun kualitasnya, maka dengan lancar dapat menghubungkan daerah satu
dengan daerah yang lain. Hal ini telah mendekatkan dan mengakrabkan
daerah yang satu dengan daerah yang lain.
Peningkatan pembangunan di bidang perhubungan juga telah meningkatkan
peranan dan fungsi perhubungan dalam memberikan keanekaragan jasa dengan
pola pelayanan yang semakin seimbang, terpadu dan saling mengasihi,
sehingga distribusi hasil produksi ke seluruh wilayah tanah air dapat
berjalan lancar dan aman.
Upaya peningkatan efesiensi dan efektivitas penyediaan jasa perhubungan
juga telah dilakukan dengan penyempurnaan peraturan-peraturan di bidang
perhubungan, pengelolaan, dan kelembagaan. Dengan ini diharapkan
keandalan dan mutu pelayanan pada masyarakat dapat ditingkatkan, tanpa
harus dihambat oleh berbagai pungutan liar. Pemerintah juga diharapkan
dapat menyediakan alat transportasi dalam jumlah yang cukup, sehingga
tidak menimbulkan masalah bagi masyarakat, misalnya masa-masa liburan
sekolah dan lebih-lebih pada situasi Idul Fitri. Tetapi juga teknologi
perhubungan juga akan mengalami hal-hal yang sangat membahayakan bagi
umat manusia. Kelengahan akan manusia menyebabkan banyak kecelakaan
dibidang transportasi yang banyak memakan korban jiwa.
a) Perhubungan Darat
(1) Angkutan Jalan Raya
Perhubungan dan angkutan darat merupakan sektor yang sangat dominan bagi
masyarakat umum. Sebab angkutan darat relatif lebih murah. Untuk itu
upaya peningkatan sarana dan prasarana terus dilakukan. Untuk prasarana
jalan, sasaran utama kebijaksanaan pembangunan adalah peningkatan
kemampuan struktur serta kapasitas jalan secara bertahap dan menyebar
yang disesuaikan dengan pertumbuhan lalu lintas yang ada di
masing-masing daerah.
Pembangunan ini juga disesuaikan dengan kemampuan dana dan daya yang
tersedia. Untuk mendukung kebijaksanaan tersebut dilaksanakanlah
program-progam rehabilitasi dan pemeliharaan jalan, peningkatan jalan
dan jembatan serta pembangunan jalan dan jembatan baru.
Sarana angkutan semakin meningkat jumlahnya. Jadi, dengan adanya
jalan-jalan yang baik telah mendorong perusahaan angkutan untuk
meningkatkan sarana angkutan. Sebagai contoh peningkatan kendaraan bus
DAMRI. Armada bus DAMRI sudah berhasil diremajakan tahap demi tahap guna
melayani angkutan sampai daerah terpencil.
(2) Angkutan Kereta Api
Pelaksanaan pembangunan di sektor angkutan kereta api terutama dilakukan
dengan rehabilitasi serta peningkatan prasarana dan sarana. Jalan-jalan
kereta api direhabilitasi dan memfungsikan stasiun-stasiun kereta api
yang ada secara efektif. Juga memperbaiki, meremajakan dan menambah
jumlah gerbong serta meningkatkan mutu peralatan.
Perbaikan dan peningkatan mutu peralatan kereta api ternyata memberikan
hasil yang cukup menggembirakan. Pelayanan angkutan kereta api dapat
diperluas dan mutunya dapat ditingkatkan. Khusus yang menyangkut
transportasi manusia telah diselenggarakan perjalanan kereta api baru di
seluruh Indonesia. Misalnya ada kereta Bima I dan Bima II, Mutiara
Utara, Mutiara Selatan, dan Senja Utama. Kemudian juga telah diresmikan
kereta api Parahiyangan untuk jurusan Jakarta-Bandung. Kemudian, ada
kereta api listrik Jabotabek, Patas, Sriwijaya untuk
Tanjungkarang-Kertapati, Lancang Kuning untuk Tanjung Balai-Medan, dan
lain-lain.
Di samping itu juga dioperasikan berbagai macam kereta ekonomi, dan
dalam perkembangan sekarang telah dioperasikan kereta api eksklusif.
Dalam perkembangan terakhir ini, telah dioperasikan kereta api cepat,
Jakarta-Surabaya yang hanya ditempuh sekitar 9 jam.
Kereta api juga dikembangkan sebagai alat angkut barang hasil produksi
pertanian, perkebunan, industri, dan pertambangan. Seiring dengan
meningkatnya hasil-hasil pembangunan, maka kereta api barang juga terus
ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya.
b) Penyeberangan dan Transportasi Laut
Sesuai dengan keadaan Indonesia yang berpulau-pulau, maka kegiatan
penyebrangan dan transportasi angkutan laut menjadi semakin penting.
Oleh karena itu, pembangunan si bidang perhubungan laut diharapkan dapat
memperlancar arus barang dan penumpang antarpulau. Pelayaran dalam
maupun luar negeri untuk memajukan kegiatan perdagangan ekspor maupun
impor dan pemerataan pemabangunan terus ditingkatkan. Untuk kepentingan
itu maka terus ditingkatkan jumlah dan kualitas sarana-prasarana
perhubungan laut. Selain itu juga diusahakan peningkatan efisiensi
pengelolaan agar dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Kegiatan yang dilaksanakan misalnya rehabilitasi., penggantian dan
penambahan sarana prasarana seperti armada pelayaran, fasilitas
pelabuhan, pengerukan alur pelayaran dan penyeberangan, keselamatan
pelayaran, kesyahbandaran, telekomunikasi, navigasi, serta fasilitas
pengamanan laut dan pantai.
c) Transportasi Udara
Seiring dengan kemajuan zaman, transportasi udara ternyata semakin
berkembang. Sampai tahun keempat Repelita IV, usaha untuk melakukan
rehabilitasi dan peningkatan sarana prasarana perhubungan udara, terus
dilakukan. Beberapa usaha peningkatan itu, misalnya peningkatan
kemampuan landasan udara, peningkatan peralatan keselamatan penerbangan
dan penambahan sarana angkutan.
Dengan upaya rehabilitasi dan peningkatan tersebut akan meningkatkan
frekuensi penerbangan. Perkembangan jasa angkutan udara dalam negeri
dapat dilihat antara lain dari peningkatan baik jumlah penumpang maupun
barang. Jumlah penumpang yang diangkut cenderung meningkat.
Untuk meningkatkan hubungan udara dengan daerah-daerah terpencil,
dikembangkan pelayanan angkutan udara perintis. Angkutan udara perintis
telah menggunakan pesawat DHC-6/Twin Otter dan pesawat C-212/Cassa.
Angkutan untuk perintis cenderung meningkat.
Dengan adanya kemajuan dalam bidang transportasi ini, jelas membawa
kelancaran dalam perekonomian masyarakat. Kemajuan dalam bidang ekonomi
merupakan perubahan dalam bidang sosial dan kebudayaan.
C. Dampak Iptek Terhadap Masyarakat dan Budaya Setempat
Penerapan Iptek dalam pembangunan telah meningkatkan kehidupan
masyarakat dan memajukan kehidupan bangsa dan negara di berbagai sektor.
Namun harus disadari di balik semua itu ada dampak-dampak negatifnya
terhadap lingkungan hidup. Yang dimaksud lingkungan hidup dalam hal ini
adalah menyangkut lingkungan alam, lingkungan sosial dan budaya.
Lingkungan alam adalah segala kondisi alam baik yang organik maupun
anorganik (tumbuh-tumbuhan, binatang, air, tanah, batuan, udara, dan
lain-lain). Sedangkan lingkungan sosial adalah semua manusia yang ada di
sekitar, baik perorangan maupun kelompok ( misalnya keluarga, teman
sepermainan, tetangga, dan teman sekerja). Kemudian juga menyangkut
lingkungan budaya, yakni hal-hal yang berkaitan dengan karya cipta dan
hasil perbuatan atau tingkah laku manusia misalnya yang menyangkut
gagasan, norma, kepercayaan, adat istiadat, pakaian, rumah, dan
lain-lain.
1. Perubahan Tata Nilai
Berbagai penemuan teknologi telah membawa perubahan yang begitu cepat
dalam tata kehidupan masyarakat. Perubahan itu antara lain cara orang
bekerja, gaya hidup, dan tata nilai masyarakat. Berbagai penemuan dan
penerapan teknologi telah membuka fase industrialisasi. Teknologi dan
industrialisasi cenderung mempercepat tempo kehidupan, pengangkutan
serba cepat, dan komunikasi secepat kilat.
Ciri masyarakat industrialis akan samgat tergantung pada produk
teknologi. Ketergantungan ini telah mendorong pada pilihan-pilihan yang
terkait dengan reward (keuntungan) dan cost (biaya). Untuk mencapai
kesejahteraan hidup, orang cenderung untuk mendapatkan keuntungan dan
memperkecil biaya. Hal ini telah mengarahkan manusia ke dalam paham
materialisme. Akibatnya, ketergantungan manusia terhadap sesamanya
semakin berkurang. Ikatan sosial tradisional akan semakin luntur dan
beralih pada ikatan kepentingan dengan pertimbangan untung dan rugi.
Muncullah tata nilai budaya yang individual materialistik. Nilai-nilai
kegotong-royongan, terutama di lingkungan masyarakat kota mulai melemah.
2. Adanya Kesenjangan Sosial
Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan
kerja. Tetapi juga memunculkan kesenjangan sosial di masyarakat.
Muncullah kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya bahkan menjadi
konglomerat, tetapi juga ada kelompok masyarakat yang tidak memiliki
ketrampilan. Mereka yang tidak menguasai teknologi akan semakin
ketinggalan dan hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang begitu
dalam antara si kaya dan si miskin. Hal ini dapat mendorong kecemburuan
sosial dan kerawanan keamanan.
3. Merosot dan Rusaknya Lingkungan Alam
Akibat dari semakin meningkatnya jumlah penduduk, dan penerapan Iptek
yang kurang bijaksana telah menimbulakan kemerosotan kualitas lingkungan
alam. Bahkan tidak hanya merosot, tetapi juga mulai timbul
kerusakan-kerusakan sistem lingkungan alam. Beberapa masalah lingkungan
yang berkaitan dengan merosot dan rusaknya kualitas lingkungan alam,
sebagai berikut:
a) Kemerosotan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Alam
Merosotnya kualitas dan kuantitas sumber daya alam itu terjadi antara
lain karena pemanfaatan lingkungan alam yang berlebihan melampaui
kemampuan, sehingga alam itu sulit dipulihkan.. Perkembangan Iptek
dipacu untuk mengejar keuntungan dan kesejahteraan diri manusia itu
sendiri. Hal ini telah mendorong berbagai praktek teknologi yang
mengeksploitasi sumber daya alam secara kurang bertanggung jawab, karena
semata-mata untuk kemewahan. Akibatnya, sumber daya alam kita menjadi
menipis.
Kualitas sumber daya yang mengalami kemunduran cukup parah adalah sumber
daya air. Di berbagai wilayah, baik air tawar maupun air laut mulai
mengalami pencemaran, misalnya karena tercampur dengan logam berat,
adanya bakteri coli dan tinja. Sumber air tanah juga mulai tercemar oleh
campuran air laut. Sebagai contoh di Jakarta sudah meresap sejauh 5-8
km dari pantai (jadi sudah sampai sekitar Monas).
b) Pencemaran oleh Limbah dan Bahan Berbahaya
Terjadi pencemaran pada berbagai sumber daya alam telah menurunkan
fungsi dari sumber alam, seperti air, udara, tanah, dan bahan makanan.
Pencemaran ini disebabkan oleh limbah, terutama dari kawasan industri.
Yang paling dikhawatirkan adalah penggunaan bahan kimia yang berbahaya,
seperti industri pestisida dan timbulnya limbah B3 (bahan beracun
berbahaya) dari kawasan industri.
c) Meningkatnya Lapisan Gas CO2 dan Kenaikan Suhu Bumi
Akibat adanya dampak kamar kaca telah menyebabkan menebalanya lapisan
gas CO2 yang menyelubungi bumi. Gas ini berasal dari penggunaan energi
minyak, batu bara, dan gas. Panasnya gas yang menyelimuti bumi bisa
berakibat meningkatnya suhu bumi atau perubahan iklim. Oleh karena bumi
begitu panas dapat menimbulakan kebakaran hutan.
Menurut perkiraan dalam 50 tahun yang akan datang suhu bumi akan
meningkat 1-3 derajat celcius di khatulistiwa dan 7 derajat celcius di
kedua kutub. Akibatnya, gunung-gunung es di kutub akan mencair.
Permukaan air laut naik dan dapat menenggelamkan daerah-daerah di
pinggir laut. Sementara, daerah yang kering akan menjadi semakin kering.
d) Adanya Hujan Asam
Industri, khususnya pengeboran logam, pembangkit listrik batu bara dan
penggunaan energi minyak, batu bara dan gas telah mengeluarakan
berton-ton SO2, NO2, dan CO2. Hal ini akan berakibat turun hujan yang
bersifat asam. Air hujan dengan kadar keasaman yang tinggi itu akan
merusak hutan, menyebabkan berkaratnya benda-benda logam (jembatan,
rel). Bahkan bangunan dari beton, marmer menjadi cepat rusak.
e) Lubang Lapisan Ozon
Lapisan tipis ozon (O3) pada ketinggian +-30 km di atas bumi telah makin
menipis. Bahkan di beberapa tempat telah menjadi rusak (berlubang).
Padahal lapisan ozon berfungsi menahan 99% dari radiasi sinar ultra
violet yang berbahaya bagi kehidupan. Lapisan ozon ini rusak karena
bahan kimia, gas penyemprot minyak wangi, dan mesin pendingin. Akibat
rusaknya lapisan ozon dapat menimbulkan kanker kulit, kerusakan mata,
dan kerusakan tanaman budidaya.
f) Adanya Bencana Alam Banjir
Bencana banjir terjadi karena ulah manusia yang tidak peduli dengan
kelestarian lingkungan. Hanya karena ingin mengejar keuntungan, maka
manusia telah melakukan penebangan hutan tanpa terkendali. Demi
kepentingan bisnis, daerah-daerah jalur hijau berubah menjadi berbagai
bangunan.
4. Kekhawatiran Manusia terhadap Persenjataan Kimia dan Nuklir
Perkembangan iptek tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan
persenjataan canggih, termasuk senjata kimia dan nuklir. Hal ini dapat
membahayakan kehidupan manusia.
5. Berkembangnya Kenakalan Remaja dan Kriminalitas
Perkembangan dan penerapan iptek telah mendorong terjadinya globalisasi.
Dengan berbagai macam media, setiap orang termasuk para remaja mudah
kena pengaruh nilai budaya lain, termasuk tingkah laku kekerasan. Media
massa dan terutama televisi disebut-sebut sebagai salah satu media yang
sangat besar pengaruhnya, khususnya bagi remaja dan manusia pada
umumnya.
Muncullah kenakalan remaja antara lain karena adanya pengaruh dari luar
melalui media massa termasuk film-film di televisi. Begitu juga berbagai
bentuk kriminalitas juga dipengaruhi oleh media massa. Demikian uraian
mengenai dampak penerapan IPTEK terhadap lingkungan hidup. Jadi, jelas
penerapan IPTEK memiliki banyak keuntungan, tetapi juga ada dampak
negatif yang harus dicari jalan pemecahannya. Selain dampak positif,
perkembangan sistem informasi, komunikasi, dan transportasi juga
memiliki dampak yang negatif.
Dengan adanya media informasi, komunikasi, dan transportasi ternyata
telah membawa pengaruh nilai-nilai sosial budaya luar yang mulai
menggeser budaya bangsa klasik yang adi luhung. Kehidupan
individualistik mulai berkembang dan menggeser nilai-nilai kekerabatan
dan gotong royong sebagian rakyat Indonesia.
Dengan semakin berkembangnya alat transportasi, juga menimbulkan dampak
negatif. Semakin banyaknya kendaraan bermotor telah menimbulkan polusi,
sehingga mengurangi kenyamanan, menganggu kesehatan setiap pemakai
jalan, sering menimbulkan kecelakaan.
D. Proses Pewarisan Iptek
Apakah kamu mengetahui, untuk apa Iptek perlu diwariskan? Adanya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi apa yang akan kamu lakukan untuk
pemeliharaan dan pengembangannya. Mengingat begitu pentingnya peranan
Iptek dalam kegiatan pembangunan, maka upaya untuk pengembangan dan
pewarisan Iptek terus ditingkatkan dengan jalan mengadakan
penelitian-penelitian tentang Iptek. Oleh karena itu, pengadaan dan
pembinaan tenaga peneliti yang berkualitas serta tersedianya sarana dan
prasarana penelitian terus diupayakan. Badan-badan yang terkait dalam
bidang penelitian dan penerapan Iptek itu antara lain sebagai berikutt.
1. LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
2. LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional)
3. BPS (Biro Pusat Statistik)
4. BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional)
5. BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional)
6. BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)
Penelitian-penelitian yang diadakan sebenarnya merupakan proses
pewarisan Iptek. Mengapa? Karena dengan penelitian-penelitian yang kita
lakukan berarti kita akan memelihara dan berusaha untuk mengembangkan
Iptek. Di samping itu dengan penelitian-penelitian yang dilakukan
berarti kita telah mengadakan pembaruan (inovasi). Inovasi adalah
pembaruan unsur teknologi dan ekonomi dari kebudayaan.
(Koentjaraningrat, 2005: 161).
Suatu proses inovasi berkaitan erat dengan penemuan baru dalam teknologi
yang biasanya merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap
discovery dan invention. Discovery adalah penemuan dari unsur kebudayaan
yang baru, baik suatu alat atau gagasan baru dari seorang atau sejumlah
individu; discovery akan menjadi invention apabila suatu penemuan baru
telah diakui, diterima, dan diterapkan oleh masyarakat.
Dengan mengadakan penelitian-penelitian, akan merangsang atau mendorong
kita untuk menghasilkan penemuan-penemuan baru. Faktor-faktor yang
menjadi pendorong bagi seorang individu untuk memulai derta
mengembangkan penemuan baru adalah: 1). Kesadaran akan kekurangan dalam
kebudayaan; 2). Mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan 3). Sistem
perangsang bagi kegiatan mencipta. (Koentjaraningrat, 2005: 161).
E. Menghargai Hasil Teknologi dan Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
1. Tanggung Jawab dan Etika dalam Pengembangan Iptek
Bagaimanapun juga manusia hidup di dunia ini tidak dapat meninggalkan
Iptek. Dengan Iptek, hidup manusia akan dipermudah. Agar tidak
menimbulkan permasalahan dan dampak negatif, manusia perlu memiliki
tanggung jawab etis di dalam mengembangkan dan menerapkan Iptek. Bagi
bangsa Indonesia, di dalam mengembangkan dan menerapkan Iptek perlu
mengingat landasan idiilnya, yaitu Pancasila dan landasan
konstitusionalnya, yaitu UUD1945. Dalam kaitannya dengan Pancasila
terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sebenarnya telah memberikan
peringatan kepada kita bahwa semua ilmu yang ada di dunia berasal dari
Tuhan. Alam semesta ini adalah objek kajian ilmu pengetahuan. Sebagai
contoh, sejak dahulu Tuhan telah menciptakan bahwa benda yang berat
jenisnya kurang dari satu akan terapung di air. Prinsip ini kemudian
ditemukan oleh manusia.
Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan alam semesta untuk kemaslahatan umat
manusia. Menyadari kenyataan ini maka setiap manusia Indonesia di dalam
mengembangkan dan menerapkan Iptek sudah selayaknya mengingat ajaran dan
perintah Tuhan. Iptek harus dikembangkan dan diterapkan untuk
kemaslahatan manusia, bukan untuk menyiksa dan mencelakakan manusia.
Sementara itu UUD 1945 mengamanatkan bahwa tujuan nasional, antara lain
untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selain itu, bumi dan air, serta kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat.
Untuk itu, upaya memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai iptek
diarahkan agar senantiasa meningkatkan kecerdasan manusia, meningkatkan
pertambahan nilai barang dan jasa, serta kesejahteraan masyarakat
melalui pencepatan industrialisasi sebagai bagian dari pembangunan yang
berkelanjutan dengan mengindahkan kondisi lingkungan dan kondisi sosial
masyarakat.
Dari amanat UUD 1945 jelas bahwa pengembangan dan pemanfaatan Iptek
untuk meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat secara lahir
maupun batin. Itu semua harus mempertimbangkan kondisi lingkungan dan
kondisi sosial masyarakat. Ini artinya pengembangan dan pemanfaatan
Iptek di Indonesia tidak bebas nilai, tetapi harus mempertimbangkan
lingkungan dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan agama yang ada di
Indonesia.
Di dalam usaha pengembangan dengan cara pemanfaatan Iptek, setiap
manusia Indonesia harus memiliki kearifan dan berpegang pada prinsip
moral. Dengan ini diharapkan pemanfaatan Iptek dalam kegiatan
pembangunan tidak akan merusak lingkungan hidup. Akan tetapi kalau Iptek
dimanfaatkan tanpa kearifan dan tidak dengan pertimbangan moral, maka
kecenderungan untuk merusak lingkungan lebih besar. Sebagai contoh
dinamit dan bahan peledak itu kemudian dimanfaatkan untuk mencari dan
menangkap ikan, yang akibatnya dapat merusak habitat dan lingkungan.
Seseorang yang menggunakan bahan peledak tadi jelas semata-mata hanya
demi keuntungan pribadi tidak didasari pertimbangan moral dan akibat
baik buruknya dari tindakan itu. Contoh lain misalnya nuklir. Energi ini
sebenarnya besar sekali manfaatnya dalam pembangunan, termasuk untuk
bidang kesehatan. Akan tetapi, kalau nuklir jatuh ke tangan orang yang
tidak bertanggung jawab, maka dibuatlah senjata pemusnah, yang sangat
mengancam hidup manusia dan lingkungannnya.
Berkaitan dengan media massa yang merupakan alat penyampai informasi dan
media pendidikan, dapat berpengaruh negatif apabila dipahami oleh
orang-orang yang hanya ingin untungnya sendiri. Tayangan-tayangan
televisi kalau dicerna oleh para pemirsa yang kurang memiliki kesadaran
moral dan agama, bisa berpengaruh negatif. Bahkan disinyalir ada
tayangantayangan televisi yang berpengaruh terhadap tindak kekerasan dan
pemerkosaan. Semua ini telah merusak kondisi lingkungan sosial
kemasyarakatan.
Manusia di dalam mengembangkan dan menerapkan Iptek sudah selayaknya
disertai etika dan rasa tanggung jawab. Etika dalam hal ini menyangkut
pengertian luas, baik etika keilmuan maupun etika sosial kemanusiaan
atau etika moral. Dari segi etika keilmuan, artinya di dalam
mengembangkan Iptek berdasarkan metode keilmuan dengan langkah-langkah
yang sistematis dan bersifat objektif. Manusia mempelajari gejala alam
apa adanya dengan tujuan dapat mengungkap rahasia alam dan menciptakan
peralatan untuk mengontrol gejala tersebut sesuai dengan hukum alam.
Dari segi ini bisa saja ilmu itu bebas nilai, dalam arti tanpa pamrih
dan tidak memihak. Akan tetapi dilihat dari segi aksiologis, penerapan
dan pemanfaatan hasil Ipek harus mengingat pada etika sosial kemanusiaan
atau etika moral. Di sini iptek tidak bebas nilai. Di dalam
memanfaatkan Iptek, manusia perlu mengingat nilai-niolai kemanusiaan,
norma, bahkan mengingat nilai-nilai keagamaan.
Dari segi agama, etika, dan tujuan pengembangan Iptek secara sistematis
dapat dibagi menjadi dua. Pertama, untuk membantu manusia dalam
mendekatkan diri kepada Tuhan. Sebab berbagai penelitian atau eksperimen
yang dilakukan manusia, pada hakikatnya adalah memahami dan ingin
mencari kebenaran ilmu dan hukum-hukum Tuhan di alam raya ini. Orang
yang semakin paham tentang alam semesta ini tentu semakin kagum dan
yakin akan kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan. Kedua, untuk membantu
manusia dalam menjalankan tugasnya untuk membangun alam semesta ciptaan
Tuhan. Dengan iptek akan diciptakan berbagai perangkat yang dapat
mempermudah manusi dalam menjalankan aktivitas kehidupannya di muka bumi
ini.
Sementara itu, yang berkaitan dengan rasa tanggung jawab, seseorang
harus sadar bahwa Iptek yang dipergunakan itu dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di samping itu, rasa tanggung jawab
juga mengandung arti bahwa dalam menerapkan Iptek tidak hanya untuk
kepentingan pribadi, tetapi semata-mata demi kemaslahatan orang banyak.
Pengembangan dan pemanfaatan iptek yang selalu disertai dengan etika dan
rasa tanggung jawab akan mendatangkan hikmah. Begitu juga kan terhindar
dari kerusakan lingkungan hidup. Pengembangan dan pemanfaatan iptek
yang demikian harus disadari sebagai ibadah. Dengan adanya pengembangan
Iptek maka yang terjadi yaitu meningkatnya produksi kerja untuk memenuhi
kebutuhan.
2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
Dalam kenyataannya, akibat pengembangan dan penerapan iptek masih
membawa dampak yang mengarah pada rusaknya lingkungan hidup. Tampaknya
etika, pertimbangan moral, dan rasa tanggung jawab belum dikembangkan
pada diri masing-masing orang. Pertimbangan yang utama adalah
pertimbangan keuntungan diri dan ekonomi.
Sejak Revolusi Industri yang bermula di Inggris pada abad ke-19, masalah
lingkungan sudah mulai diperhitungkan orang. Sebab waktu itu sudah
timbul limbah cair dan emisi beracun dari berbagai industri yang sedang
tumbuh. Menyusul kemudian timbul berbagai penyakit karena keracunan. Di
samping itu juga muncul kritik dengan ungkapan-ungkapan seperti The
Silent Spring, yakni seperti musim semi karena tidak ada burung-burung
yang berkicau, sebagia akibat dari penggunaan pestisida yang mematikan.
Sementara itu, kelompok yang menamakan diri The Club of Rome
mengemukakan bahwa masa depan dunia yang gelap. Hal ini semua
menunjukkan kepedulian masyarakat dunia mengenai gawatnya masalah
lingkungan.
Timbullah upaya-upaya untuk mencari cara mengatasi masalah lingkungan
dalam rangka melestarikan lingkungan hidup. Melestarikan lingkungan
hidup berarti melestarikan unsur-unsur dari lingkungan hidup itu
sendiri, baik yang berupa sumber daya alam hayati, sumber daya alam non
hayati dan sumber data alam buatan. Dengan kelestarian lingkungan hidup
itu akan sangat membantu bagi manusia dalam mempertahankan kelangsungan
hidup secara baik. Oleh karena itu, berbagai kerusakan lingkungan harus
segera diatasi dan kembali dilestarikan. Untuk mengatasi hal itu,
masyarakat internasional telah mengadakan berbagai kesepakatan.
a. Konferensi Stockholm
Menanggapi masalah lingkungan yang semakin memprihatinkan, maka atas
usul pemerintah Swedia akhirnya diselenggarakan konferensi PBB tentang
lingkungan hidup manusia di Stockholm. Konferensi ini diselenggarakan
pada tanggal 5 – 16 Juni 1972 dan lebih dikenal dengan Konferensi
Stockholm. Konferensi ini diharapkan dapat melindungi dan mengembangkan
kepentingan dan aspirasi Negara berkembang.
Hasil dari konferensi tersebut antara lain dikeluarkannya deklarasi
tentang lingkungan hidup manusia yang terkenal dengan Deklarasi
Stockholm. Deklarasi ini berisi rekomendasi tentang rencana kerja
(action plan) dengan 109 pasal, khususnya tentang perencanaan dan
pengelolaan pemukiman manusia serta rekomendasi kelembagaan dan keuangan
yang juga meliputi pembentukan Dewan Penyatuan UNEP (United Nations
Enviromental Programme) dan sekreteriatnya tentang Dana Lingkungan serta
Badan Koordinasi tentang Lingkungan Hidup. Oleh karena itu, tanggal 5
Juni dinyatakan sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Sekretariat UNEP
ditempatkan di Nairobi (Kenya).
Pada tahun 1972, setelah selesai konferensi Stockholm, pemerintah
Indonesia membentuk Panitia Negara Lingkungan Hidup dengan ketua Prof.
Dr. Emil Salim, wakil ketua BAPPPENAS waktu itu. Masalah lingkungan
hidup sudah sangat dirasakan oleh rakyat Indonesia, maka pada tahun 1978
masalah pelestarian lingkungan semakin ditingkatkan dengan mengangkat
Emil Salim sebagai Menteri Negara PPLH (Pengawasan Pembangunan dan
Lingkungan Hidup) yang pada tahun 1983 diubah menjadi Menteri Negara KLH
(Kependudukan dan Lingkungan Hidup) sampai tahun 1993. Selanjutnya
sejak tahun 1993 ada Menteri Negara Kependudukan sendiri dan Menteri
Negara Lingkungan Hidup sendiri. Tahun 1991 pengaturan tentang
pengendalian dampak lingkungan diperkuat dengan pembentukan BAPEDAL
(Badan Pengendalian Dampak Lingkungan). Usaha-usaha tersebut menunjukkan
bahwa Indonesia begitu serius dalam menangani masalah lingkungan hidup.
b. Komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan
Bulan Desember 1993, PBB mengambil kepurusan tentang pembentukan Komisi
Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan. Panitian ini dipimpin oleh
Mrs. Gro H. Brundlandt, Perdana Menteri Norwegia. Salah satu anggotanya
adalah Prof. Emil Salim dari Indonesia. Panitia ini telah memberikan
laporan yang berjudul Our Common Future atau Masa Depan Kita Bersama
(1988). Salah satu langkah yang sangat penting adalah dicanangkannya
agar pemahaman tentang perlunya wawasan lingkungan dimasyarakatkan di
semua sektor yang terkenal dengan istilah Sustainable development
artinya pembangunan yang berkelanjutan atau pembangunan yang
berkesinambungan. Komisi ini menekankan bahwa pembangunan mencakup
kebutuhan generasi sekarang tanpa mengabaikan kemampuan generasi yang
akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Bagi Indonesia, hal semacam itu sebenarnya sudah diamanatkan oleh GBHN.
Pembangunan adalah upaya untuk menaikkan kualitas hidup seluruh rakyat
tahap demi tahap dengan memanfaatkan sumber daya alam untuk menjadi
landasan pembangunan berikutnya. Jadi, pembangunan nasional Indonesia
sudah mengandung makna pembangunan yang berkesinambungan.
Di Indonesia masalah lingkungan menjadi semakin populer. Masalah
lingkungan mulai dikaitkan dengan ilmu pengetahuan. Untuk itu berbagai
seminar dan konferensi tingkat internasional mulai diadakan sebagai
contoh di Indonesia pernah diadakan Konferensi Pendidikan Lingkungan di
Bogor (1983) dan di Jakarta (1983). Pendidikan lingkungan hidup mulai
dimasukkan ke dalam kegiatan pendidikan di sekolah, sejak SD sampai SMU
dan sekolah kejuruan.
Pendidikan lingkungan juga dikembangkan melalui perkuliahan di Perguruan
Tinggi. Bahkan di IPB, UGM, USU, UNHAS, dan UI telah dikembangkan
pendidikan pascasarjana lingkungan. Kemudian dibentuk PSL (Pusat Studi
Lingkungan). Sejak tahun 1985 berbagai studi tentang lingkungan terus
berkembang di Indonesia. Di samping itu, mulai bermunculan wadah seperti
terbentuk WALHI (Wahana Lingkungan Hidup), LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat) yang kemudian mendirikan organisasi-organisasi yang salah
satu tugasnya menangani lingkungan hidup, seperti Dian Desa, Gerakan
Ciliwung Bersih, dan lain-lain. Berbagai kalangan swasta telah membentuk
badan untuk menangani lingkungan hidup, misalnya DNL (Dana MItra
Lingkungan).
c. Konferensi Rio de Janeiro, 1992
Tahun 1992 kembali PBB mengadakan konferensi tentang lingkungan dan
pembangunan UNCED (United Nations Conference on Enviroment and
Development) di Rio de Janeiro. Konferensi diikuti oleh 107 orang
pemimpin. Konferensi ini menghasilkan lima dokumen sebagai berikut.
- Deklarasi Rio yang dikenal Earth Chapter yang terdiri 27 prinsip yang memprakarsai kerja sama internasional tentang perlunya pembangunan dengan prinsip perlindungan lingkungan dan analis dampak lingkungan.
- Agenda 21 merupakan action plan di abad ke-21 yang memberi arah program pembangunan dengan prinsip penyelamatan lingkungan. Beberpa yang dicakup, antara lain soal perdagangan, pengentasan kemiskinan, masalah kependudukan, masalah perkotaan, kesehatan, atmosfer, sumber daya lahan pertanian, kekeringan hutan, bioteknologi, kelautan, bahan keracunan, limbah padat, dan limbah radioaktif.
- Konvensi tentang perubahan iklim yang mengharuskan pengurangan sumber emisi gas seperti CO2, limbah pabrik.
- Konvensi keanekaragaman hayati, yang mengajak semua negara untuk mengusahakan keanekaragaman hayati sumber daya alam yang dimiliki dan manfaat dari sumber daya tersebut.
- Pernyataan tentang prinsip kehutanan, berupa pedoman pengelolaan hutan perlindungan serta pemeliharaan semua tipe hutan yang bermakna ekonomis dan keselamatan berbagai jenis biotanya.
Beberapa pertemuan dan hasil serta deklarasi yang dikeluarkan telah
memberikan semangat dan menyadarkan untuk memperbaiki dan menjaga
kelestarian lingkungan hidup. Bahkan, di Indonesia diperkuat dengan
berbagai lembaga yang menopang bagi usaha penyelamatan lingkungan.
Di samping ada kementrian yang merupakan pengendali utama dalam
menentukan kebijakan lingkungan juga telah diusahakan meningkatkan
kesadaran dan memasayarakatkan tentang kelestarian lingkungan, misalnya
melalui pendidikan.
Dalam kenyataannya, sekalipun tingkat pendidikan dan ketrampilan
penduduk dalam menerapkan Iptek telah maju pesat, masih banyak penduduk
yang kurang sadar akan arti lingkungan bagi kelangsungan hidup manusia.
Masih banyak penduduk baik secara sengaja maupun tidak sengaja melakukan
aktivitas dan kegiatan yang dapat merusak lingkungan. Contohnya sebagai
berikut.
- Berburu binatang yang dilindungi undang-undang, sehingga beberapa jenis binatang tertentu yang terancam punah.
- Menangkap ikan dengan bahan peledak, menggunakan listrik atau dengan racun yang sangat menganggu kelangsungan hidup bibit ikan yang lain.
- Pencurian kayu hutan dan penebangan hutan secara sembarangan. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya erosi, tanah longsor, banjr, bahkan kekeringan dan tanah tandus.
- Menggembala ternak secara sembarangan, sehingga sering merusak tanaman, selokan air irigasi, dan pematang penahan air.
- Membuang limbah secara sembarangan, sehingga mencemari udara. Air dan selanjutnya akan mengganggu kesehatan penduduk, dan kesuburan tanaman.
- Penggunaan kendaraan bermotor yang berlebihan gasnya, tidak sesuai dengan ketentuan akan menimbulkan polusi udara yang juga dapat mengganggu kesehatan penduduk.
NUANSA ANTROPOLOGI
Penjelasan Kelahiran Alam
Hadiah Nobel Fisika 2006 ini jatuh kepada dua astrofisikawan eksperimen
berkebangsaan Amerika, John C Mather dan George F Smoot, untuk jasa
mereka mengukur secara akurat radiasi latar belakang kosmik (cosmic
microwave background atau CMB). John C Mather adalah peneliti senior
pada Divisi Sains Astrofisika NASA, berusia 60 tahun, sedangkan George F
Smoot adalah profesor fisika di Universitas California Berkeley.
Penemuan spektakuler mereka dipublikasikan pada jurnal Astrophysics
tahun 1990 dan 1992.
Penemuan yang dilakukan melalui satelit COBE ini semakin mengukuhkan
teori Big Bang yang menyatakan bahwa alam semesta berawal dari suatu
ledakan. Cukup mencengangkan jika kita tahu bahwa CMB ditemukan secara
tidak sengaja oleh dua fisikawan instrumen. Adalah Arno Penzias dan
Robert Wilson yang berjasa menemukan CMB pertama kali pada tahun 1964
dalam bentuk derau (noise) radio yang pada saat itu membingungkan
mereka.
Kedua ilmuwan tersebut bekerja di laboratorium Bell di New Jersey dengan
sebuah teleskop radio ultrasensitif. Dua mahasiswanya, Ralph Alpher dan
Robert Herman, pada tahun 1949 memperkirakan bahwa temperatur rata-rata
alam semesta saat ini merupakan konsekuensi dari ledakan besar di masa
lalu serta berkembangnya alam semesta pada kisaran 5 derajat Kelvin
(minus 268 derajat celcius). Sayangnya, mereka tidak sempat mengusulkan
eksperimen dengan menggunakan teleskop radio.
Menariknya, hubungan antara derau statistik gelombang mikro dan
temperatur alam semesta merupakan kisah sukses fisika selain mekanika
kuantum dan relativistik. (Sumber: Kompas, 12 Oktober 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar