Jenis tanah antara daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki perbedaan. Perbendaan jenis tanah disebabkan oleh perbedaan batuan induk, curah hujan, intensitas penyinaran matahari, relief, dan tumbuhan penutup tanah. Bahan induk tanah berasal dari batuan yang telah lapuk. Bahan induk itulah yang membentuk jenis tanah. Jenis tanah yang ada di Indonesia di antaranya berikut ini :
- Tanah Vulkanik.
Tanah vulkanik adalah tanah hasil dari pelapukan abu vulkanik dan abu. Tanah vulkanik terdiri dari beberapa jenis yaitu :
– Regosol.
Tanah regosol memiliki ciri-ciri seperti berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning, dan memiliki kadar bahan organik yang rendah. Tanah regosol banyak terdapat di Pulau Sumatra, Jawa, dan Kepulauan Nusa Tenggara. Tanah regosol cocok untuk tanaman palawija, tembakau dan buah-buahan.
– Latosol.
Tanah latosol bercirikan warna merah hingga kuning, kandungan bahan organik sedang, dan bersifat asam. Tanah latosol banyak terdapat di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Lampung, Jawa, Bali, Minahasa, dan Papua. Tanah latosol cocok untuk tanaman padi, palawija, kelapa, karet, kopi, kelapa sawit dan buah-buahan.
Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair yang dikeluarkan gunung berapi. Tanah tersebut sangat subur. Oleh karena itu, banyak daerah pertanian di usahakan di daerah vulkanis.
- Tanah Aluvium.
Tanah aluvium adalah tanah hasil erosi yang diendapkan di daerah-daerah dataran rendah. Tanah aluvium bercirikan warnanya kelabu dan bersifat subur. Tanah aluvium terdapat di Sumatra sebelah timur, Jawa bagian utara, Kalimantan sebelah barat dan selatan, serta Papua sebelah utara dan selatan. Tanah aluvium cocok bagi tanaman padi, palawija, tembakau, tebu, kelapa dan buah-buahan.
- Tanah Organosol.
Tanah organosol terdiri dari tanah humus dan tanah gambut.
– Tanah Humus.
Tanah humus adalah tanah hasil pembusukan bahan-bahan organik dan bersifat sangat subur. Tanah humus memiliki warna kecoklatan dan banyak terdapat di Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Tanah humus cocok untuk tanaman kelapa, nanas dan padi.
– Tanah Gambut.
Tanah gambut adalah tanah hasil pembusukan yang kurang sempurna dari tumbuhan di daerah yang selalu tergenang air seperti rawa-rawa. Karena kekurangan unsur hara dan peredaran udara di dalamnya tidak lancar, proses penghancuran tanah ridak sempurna. Tanah jenid ini kurang baik untuk pertanian. Tanah gambut terdapat di pantai timur Sumatra, Kalimantan Barat, dan pantai selatan Papua. Tanah gambut kurang baik untuk pertanian karena selalu tergenang air.
- Tanah Laterit.
Tanah laterit adalah tanah hasil pencucian atau tanah yang terjadi karena pengaruh suhu yang tinggi dan curah hujan tinggi sehingga kekurangan unsur hara, kurang subur, dan tandus. Berbagai mineral yang dibutuhkan tanaman larut dan meninggalkan sisa oksidasi besi dan aluminium. Tanah laterit memiliki warna kekuning-kuningan sampai merah. Tanah laterit banyak terdapat di Lampung, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tenggara. Tanah laterik baik untuk kelapa dan jambu mete.
- Tanah Podzol.
Tanah podzol terbentuk karena pengaruh suhu rendah dan curah hujan yang tinggi. Tanah podzol bercirikan kandungan unsur haranya yang sangat miskin dan tidak subur. Warna tanah podzol mulai dari merah sampai kuning. Sifatya mudah basah, jika kena air tanah podzol menjadi subur. Tanah podzol banyak terdapat di daerah pegunungan tinggi di Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Tanah podzol baik untuk tanaman kepala dan jambu mete.
- Tanah Litosol.
Tanah litosol adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru terbentuk sehingga butirannya besar. Tanah litosol bercirikan tanahnya miskin unsur hara dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar. Tanah litosol banyak terdapat di Pulau Sumatra, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Maluku bagian selatan, dan Papua. Tanah litosol kurang subur sehingga hanya cocok untuk pohon-pohon besar di hutan.
- Tanah Kapur.
Tanah kapur adalah hasil dari pembentukan dari pelapukan batuan gamping. Tanah kapur terdiri dari dua jenis yaitu :
– Mediteran.
Tanah mediteran adalah tanah hasil pembentukan batu kapur keras dan batuan sedimen. Tanah mediteran memiliki warna merah samapai coklat. Tanah mediteran banyak terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara. Tanah mediteran walaupun kurang subur namun cocok untuk tanaman palawija, tembakau, jati dan jambu mete.
– Renzina.
Tanah renzina adalah tanah hasil pelapukan batuan kapur di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi. Tanah renzina memiliki warna hitam dan miskin unsur hara. Tanah renzina banyak terdapat di daerah bergamping seperti di Gunung Kidul, Yogyakarta.
- Tanah Pasir.
Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen, dan tidak berstruktur. Tanah pasir kurang baik untuk daerah pertanian karena sedikit mengandung bahan organik.
- Tanah Mergel.
Tanah mergel adalah tanah yang terjadi dari campuran batuan pasir, kapur dan tanah liat. Pembentukan tanah mergel dipengaruhi oleh hujan yang tidak merata sepanjang tahun. Taah mergel subur dan banyak terdapat di releng pegunungan dan dataran rendah.
- Tanah Padas.
Tanah padas adalah tanah yang amat padat karena mineral di dalamnya telah dikeluarkan oleh air yang terdapat di lapisan tanah di sebelah atasnya.
- Tanah Endapan.
Tanah endapan adalah tanah yang terjadi karena pengendapan batuan induk yang telah mengalami proses pelarutan dan pada umumnya merupakan tanah yang subur.
- Tanah Terrarosa.
Tanah terrarosa adalah tanah yang terbentuk dari batuan kapur. Tanah ini terdapat di dasar dolina-dolina dan merupakan tanah pertanian yang subur di daerah batu kapur.
Dilihat dari segi kesuburannya, tanah dibedakan atas tanah muda, tua dan tanah mati.
- Tanah Muda.
- Tanah Tua.
- Tanah Mati.
sumber : https://x3100.wordpress.com/it-information/info/macam-tanah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar